Minggu, 25 November 2012

SPH #6 : VAGINAL SMEAR


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vaginal smear merupakan salah satu metode untuk mengamati tipe sel dan proporsi masing-masing sel yang ditemukan pada apusan vagina. Hasil yang didapatkan dari pengamatan tersebut dapat menentukan fase yang sedang dialami oleh hewan betina yang diuji. Metode ini didasarkan pada kenyataaan bahwa pada saat fase estrus, sel-sel epithel vagina mengalami kornifikasi sebagai akibat dari kadar estrogen yang tinggi. Hewan yang ingin diketahui fase pada siklus estrusnya adalah hewan betina yang telah masak kelamin dan tidak sedang hamil. Siklus estrus merupakan jarak antara estrus yang satu sampai pada estrus yang berikutnya. Daur atau siklus estrus terdiri dari empat fase, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus.
Banyak hewan yang memiliki daur estrus setahun sekali, disebut monoestrus. Terdapat pada rusa, kijang, harimau, srigala, kucing hutan, dan sebagainya. Ada pula yang memiliki daur beberapa kali dalam setahun, disebut polyestrus. Daur ini pada umumnya terdapat pada Rodentia dan hewan yang sudah turun-temurun dipelihara, seperti kucing dan anjing. Anjing memiliki daur 2-3 kali setahun, kucing bisa sampai 4 kali. Praktikum kali ini menggunakan mencit (Mus musculus) karena mudah diamati, mudah didapat dan siklus estrusnya hanya berlangsung dalam waktu singkat.
Pembuatan apus mukosa vagina dilakukan untuk mengamati tipe sel dari masing-masing fase. Metode ini digunakan pada mamalia seperti mencit dan juga pada manusia. Pada manusia metode vagina smear ini sangat bermanfaat untuk mengetahui apakah kondisi vagina jauh dari bakteri atau tidak ketika dilakukan pengambilan lendir yang terdapat pada daerah vagina untuk diperiksa sel-sel yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan bantuan mikroskop. Sehingga vaginal smear ini merupakan salah satu metode yang paling mudah untuk mengetahui kondisi kesehatan vagina pada manusia.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar dapat melakukan prosedur pembuatan preparat apus vagina dan dapat menentukan fase dalam siklus estrus berdasarkan hasil vaginal smear.

II.   TINJAUAN PUSTAKA
Vaginal smear adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui fase -fase dalam siklus estrus yang sedang dialami. Metode ini biasanya digunakan pada jenis hewan rodentia seperti mencit. Mencit termasuk dalam hewan poliestrus karena dapat berkali-kali mengalami fase estrus. Pengamatan tipe sel dan proporsi masing-masing sel yang ditemukan pada apusan yang diperoleh dapat digunakan untuk mengetahui fase yang sedang dialami oleh hewan yang bersangkutan. Tipe sel yang digunakan untuk mengidentifikasi fase-fase dalam siklus estrus adalah epitel dan leukosit (Soeminto, 2000).
Secara normal pertumbuhan dan pembuahan alat reproduksi merupakan suatu proses yang bertahap dan memerlukan beberapa waktu postnatal sebelum terlihat tanda-tanda birahi pada individu baru. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh hewan penting artinya untuk perkembangan fungsi kelamin pada hewan jantan maupun betina. Estrus terjadi pada hewan betina tidak hamil menurut siklusritmik yang khas. Interval antara timbulnya suatu periode birahi ke permulaan birahi berikutnya dikenal dengan suatu siklus birahi. Interval-interval ini disertai oleh suatu seri perubahan-perubahan fisiologik di dalam saluran kelamin betina (Toelihere, 1981).
Mencit yang akan diamati siklus estrusnya melalui pembuatan preparat apus vagina adalah mencit yang telah masak kelamin dan tidak sedang hamil. Vaginal smear menggunakan daerah vagina sebagai daerah identifikasi. Mukosa vagina diambil untuk bahan identifikasi. Sel epitel dan leukosit terdapat dalam mukosa vagina. Identifikasi bentuk sel epitel dan leukosit dapat menunjukkan fase dalam siklus estrus (Storer, 1961).
Siklus estrus merupakan jarak antara estrus yang satu sampai pada estrus yang berikutnya. Setiap hewan mempunyai siklus estrus yang berbeda-beda, ada golongan hewan monoestrus (estrus sekali dalam satu tahun), golongan hewan poliestrus (estrus beberapa kali dalam satu tahun), dan golongan hewan poliestrus bermusim (estrus hanya selama musim tertentu dalam setahun). Daur atau siklus estrus terdiri dari empat fase, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Fase estrus berbeda dengan siklus estrus. Fase estrus merupakan fase dimana telur diovulasikan dari ovarium ke saluran telur. Fase ini menandakan bahwa individu betina telah masak kelamin. Fase estrus setiap spesies berbeda-beda dan dapat diamati dengan metode vaginal smear, tetapi tidak dapat diamati jika hewan betina tersebut belum masak kelamin dan sedang hamil. (Hafez, 1968).
Estrus adalah fase terpenting dalam siklus birahi, karena dalam fase ini hewan betina memperlihatkan gejala yang khusus untuk tiap-tiap jenis hewan dan dalam fase ini pula hewan betina mau menerima pejantan untuk kopulasi, ciri khas dari estrus adalah terjadinya kopulasi, jika hewan menolak kopulasi, meskipun tanda-tanda estrusnya sangat terlihat jelas, maka penolakan tersebut memberi pertanda bahwa hewan betina masih dalam fase estrus yang telah terlewat. Tanda lain dari fase estrus untuk tiap jenis ternak berlainan, tetapi pada umumnya mereka memperlihatkan tanda-tanda gelisah, nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali, menghampiri pejantan dan tidak lari jika pejantan mendekati (Partodiharjo, 1986).
Siklus estrus ini dikontrol oleh hormon estrogen. Reseptor hormon estrogen tidak hanya di oviduktus, tetapi juga pada hati. Reseptor hormon estrogen pada oviduktus berfungsi untuk mensintesis protein telur. Reseptor hormon  estrogen pada hati berfungsi mensintesis vitelogen (Rugh, 1962).

III.   MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop cahaya, gelas obyek beserta penutupnya, cotton bud dan tissue.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum vaginal smear adalah mencit betina (Mus musculus ♀) masak kelamin dan tidak sedang hamil, larutan NaCl 0,9%, larutan alkohol 70%, pewarna methylen blue 1% akuosa dan air kran dengan debit rendah.

B. Metode
1. Gelas obyek dibersihkan dengan alkohol 70% dan dikeringkan dengan udara.
2. Mencit betina diperiksa, dipegang dengan telapak tangan kanan. Ditelentangkan di atas telapak tangan, tengkuk dijepit dengan ibu jari dan telunjuk, ekor dijepit diantara telapak tangan dan jari kelingking.
3. Ujung cotton bud dibasahi dengan larutan NaCl 0,9% dan dimasukkan perlahan-lahan ke dalam vagina mencit sedalam ± 5 mm, diputar searah jarum jam dua hingga tiga kali.
4. Ujung cotton bud tersebut dioleskan pada gelas obyek sebanyak tiga baris olesan dengan arah yang sama (sejajar).
5. Ulasan vagina pada gelas obyek ditetesi pewarna methylen blue 1%, digoyang-goyangkan supaya merata dalam permukan olesan. Dibiarkan selama 5 menit.
6. Gelas obyek tadi dicuci pada air mengalir dengan debit rendah, dikeringkan dengan udara dan kemudian ditutup dengan gelas penutup.
7. Preparat apus vagina yang sudah jadi diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah, baru kemudian dengan perbesaran kuat.
8. Gambaran sel pada preparat dengan standar dibandingkan sehingga diketahui fase hewan uji tersebut dan kemudian difoto.

vaginal smear marmut


IV. PEMBAHASAN
Pengamatan vaginal smear pada mencit betina yang telah dilakukan menunjukkan bahwa marmut tersebut sedang mengalami fase estrus. Fase ini ditandai dengan adanya ephitel terkornifikasi dan lamanya fase estrus pada mencit adalah delapan belas jam. Sel epitel berbentuk oval atau poligonal, sedangkan sel leukosit berbentuk bulat berinti (Nalbandov, 1990).
Estrus adalah fase penerimaan seksual betina. Disini betina akan lebih selektivitas terhadap pasangan dan daya tarik meningkat. Fase estrus umum terjadi pada seluruh spesies mamalia, termasuk primata, dan tampaknya fungsional yang dirancang untuk memperoleh indukan dari superior genetik yang berkualitas. Namun, konvensional kebijaksanaan menyatakan bahwa estrus perempuan manusia menjadi hal yang unik dari waktu ke waktu, mungkin untuk lebih menarik para pejantan dalam hubungan jangka panjang. Bertentangan dengan pandangan tadi, baru-baru ini laboratorium berbasis studi menunjukkan bahwa perempuan yang paling dekat titik subur dari siklus mereka (sebelum ovulasi) lebih menarik bagi pejantan, seperti aroma pada betina akan lebih menarik ketika siklus estrus.
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” atau “gairah” (Campbell et al, 2004), hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit. Gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi (Gilbert, 1994).
Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan luteinizing hormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz – 110 kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar hidungnya (Gilbert, 1994).
Pada tahap ini vagina pada mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap matesterus (A.Tamyis, 2008).
Metode vaginal smear menggunakan sel epitel dan leukosit sebagai bahan identifikasi. Sel epitel merupakan sel yang terletak di permukan vagina, sehingga apabila terjadi perubahan kadar estrogen maka sel epitel merupakan sel yang paling awal terkena akibat dari perubahan tersebut. Leukosit merupakan sel antibodi yang terdapat di seluruh bagian individu. Leukosit di vagina berfungsi membunuh bakteri dan kuman yang dapat merusak ovum. Sel epitel berbentuk oval atau polygonal, sedangkan  leukosit berbentuk bulat berinti (Nalbandov, 1990).
Reproduksi merupakan faktor penting dalam kehidupan. Reproduksi pada mamalia erat kaitannya dengan siklus estrus. Hormon progesteron merupakan salah satu hormon yang berperan penting dalam siklus estrus. Kadar progesteron dan estradiol dalam tubuh dapat dijadikan parameter dalam penentuan fase pada siklus estrus (Khanum et al, 2008).
 Perbedaan siklus estrus dan siklus menstruasi dapat dibedakan secara jelas. Siklus estrus hanya terjadi pada primata saja dan terjadi perubahan secara fisiologi  maupun morfologi pada ovarium, vagina, uterus dan tingkah laku serta pseudomenstruation pada nonprimata adalah disebabkan oleh diapedesis dan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan menstuasi pada primata. Sedangkan untuk siklus menstruasi hanya terjadi pada primata dengan bentuk peluruhan sel telur. Terjadi perubahan fisiologi dan morfologi sama dengan yang terjadi pada siklus estrus nonprimata, namun tanpa adanya tingkah laku khusus penerimaan seksual. Serta pada siklus menstruasi terjadi pelepasan endometrium uterus diikuti oleh pendarahan yang disebut menstruasi yang penyebabnya adalah tidak adanya hormon progesterone (Niam, 1995).
Perubahan fisiologi yang utama terjadi pada ovarium dan direflesikan dalam bentuk perubahan-perubahan yang terjadi pada vagina dibawah pengaruh hormon ovarium, estrogen dan progesteron. Siklus reproduksi terdiri dari siklus estrus dan siklus menstruasi. Siklus ovarium merupakan ovulasi pada hewan tipe spontan vs induksi siklus endometrium. Sedangkan siklus vagina merupakan adalah bagian dari vaginal smear (Niam, 1995).
Menstruasi merupakan peristiwa pemancaran suatu cairan dari uterus, yang terdiri dari darah, mukosa uterus dan hancuran sel-sel uterus yang secar periodik terjadi pada wanita-wanita yang telah masak kelamin dan tidak sedang hamil. Biasanya terjadi dengan interval ± 4 minggu atau 28 hari. Apabila tidak terjadi kehamilan sesudah periode estrus pada mamalia tingkat rendah, terjadi juga reduksi tebalnya lapisan mukosa uterus, mengurangnya supali darah kedalamnya, diikuti juga oleh proses pemancaran cairan sebentar sesudahnya (Niam, 1995).
Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan banyak primata lain mampunyai siklus menstrtuasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain atau non primata mempunyai siklus estrus (estrous cycle). Kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Siklus menstruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak (Campbell, 2004).

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Vaginal smear dapat digunakan untuk mengidentifikasi tipe-tipe sel dalam sediaan apus vagina dan untuk menentukan fase – fase siklus estrus yang terjadi hewan uji.
2. Tipe sel pada fase estrus di siklus estrus hewan mamalia betina yaitu adanya ephitel terkornifikasi.
3. Praktikum vaginal smear untuk kali ini didapatkan fase estrus pada mencit betina yang ditandai dengan adanya epithel terkornifikasi dan terjadi selama 18 jam.

B. Saran
1. Sebaiknya dalam pembuatan apus vagina tidak hanya dilakukan pada mencit saja, tetapi pada mamalia lain yang dapat diujikan dengan metode vaginal smear.
2. Sebaiknya seluruh praktikan satu persatu mencoba pembuatan apus vagina, supaya semua praktikan dapat membuat apus vagina dengan benar.

DAFTAR REFERENSI
Campbell, N. A. 2004. Biologi Edisi ke 5 Jilid III. Erlangga, Jakarta
Gilbert, S.F. 1994. Developmental Biology 4th ed. Sianuer Associates inc Publisher, Massachusetts.
Hafez, E. S. E. 1968. Reproduction in Farm Animals. Lea & Febiger, Philadelphia.
Imron, A. Tamyis Ali. 2008. Estrus. http://cyber-biology.blogspot.com/2008/06/ estrus-laporan-praktikum-biologi.html. Diakses tanggal 2 Oktober 2012.
Khanum, S. A. et al. 2008. Progesterone and Estradiol During Estrous Cycle and Gestation in Dwarf Goats. NIAB, Faisalabad-Pakistan.
Miller, Geoffrey. 2007. Ovulatory cycle effects on tip earnings by lap dancers: economic evidence for human estrus. Department of Psychology, University of New Mexico, USA
Nalbandov, A. V. 1990. Reproductive Physiology of Mammals and Birds. W. H. Freeman and Company, San Fransisco.
Niam, B. 1995. Diktat Kuliah Struktur dan Perkembangan Hewan II. Unsoed, Purwokerto.
Partodiharjo S, 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta.
Rugh, R. 1962 Experimental Emrbryology. Burger Publishing Company, Minnesota.
Soeminto. 2000. Embriologi Vertebrata. Unsoed, Purwokerto.
Storer, T.I. 1961. Element of Zoology. Mc Graw-Hill Book Company Inc., New York.
Toelihere, M. R. 1979. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa, Bandung.
Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung.

Mau download versi wordnya? mau banget?
Click di sini untuk Download Vaginal Smear versi word



[ Read More.. ]

SPH #5 : ANATOMI MARMUT (Cavia porcellus)


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mamalia merupakan kelompok tertinggi dalam dunia hewan. Salah satu contoh hewan mamalia adalah marmut (Cavia porcellus). Tubuh marmut hampir semuanya tertutup oleh rambut pada kulitnya. Cavia porcellus merupakam anggota mamalia yang berordo rodentia, yaitu ordo hewan pengerat. Hewan ini mempunyai kaki depan yang berjari lima, kaki belakang dengan empat jari dan bercakar, namun tidak memiliki taring. Cavia porcellus mempunyai badan pendek, kuat, dan bertelinga pendek.
Marmut merupakan salah satu hewan yang banyak dipelihara oleh manusia serta dapat digunakan sebagai bahan makanan karena mengandung protein hewani yang berguna bagi pertumbuhan tubuh. Marmut mempunyai glandula mammae yang menghasilkan air susu yang diberikan kepada anak-anaknya. Masa mengandungnya cukup lama yaitu sembilan minggu. Hewan ini paling banyak makan sayur-sayuran tetapi ada juga yang makan rumput. Marmut mempunyai suhu tubuh tetap, tidak terpengaruh lingkungan luar (homoitermis) karena didukung oleh rambut yang tumbuh diseluruh tubuhnya. 
Klasifikasi Cavia porcellus menurut Storer and Usinger (1961) adalah sebagai berikut :

Marmut digunakan dalam praktikum kali ini karena mudah didapatkan dan secara ekonomis relatif murah. Marmut merupakan hewan herbivora yaitu hewan pemakan tumbuhan sehingga tidak berbahaya untuk diamati. Cavia pocellus juga mempunyai struktur organ tubuh yang mampu mewakili kelas mamalia.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk melihat Anatomi Marmut (Cavia porcellus).

II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bak preparat, gunting, pinset, pisau, dan jarum penusuk.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah seekor Cavia porcellus (Marmut), air kran dan kloroform.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pembedahan, Marmut disembelih terlebih dahulu.
2. Rambut-rambut pada bagian ventral dibasahi agar waktu pembedahan rambut-rambut tersebut tidak beterbangan.
3. Kulit dipotong mulai dari posterior di muka penis atau clitoris menuju ke anterior mengikuti garis medio ventral badan sampai ke ujung mandibulla.
4. Kulit dibuka ke samping sampai otot-otot daerah abdomen dan thorax terlihat.
5. Pembedahan daerah abdomen dimulai dari daerah inguinal menuju anterior mengikuti garis medan badan kemudian dilanjutkan ke lateral menyusuri diafragma sehingga otot daerah abdomen dapat dikuakkan dan organ-organ yang ada pada rongga abdomen dapat terlihat.
6. Organ-organ yang terlihat diamati dan dituliskan sebagai keterangan pada gambar yang ada pada diktat praktikum.

III. PEMBAHASAN
Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutupi oleh rambut. Kelenjar mamae dipunyai oleh hewan betina yang tumbuh baik untuk menyusui anaknya. Anggota gerak depan dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang dan terbang. Kulit marmut terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak (Brotowidjoyo, 1990). Mamalia dibedakan atas caput, truncus dan cauda. Caput dihubungkan dengan truncus oleh leher, rongga thoraic dan carvum pericardi. Skeleton humanium dapat dibagi dalam skeleton trunci, cingulum membri inferioris dan skeleton membri liberi (Radiopoetro, 1990).
Cavia porcellus menurut Moment (1967) dan Djuhanda (1981) termasuk ordo rodentia yang merupakan anggota mamalia yang bagian caecumnya berkembang lebih baik dari semua mamalia yang ada dalam satu spesies, jumlahnya kira-kira mencapai tiga ribu jenis. Sistem pernafasan yaitu trachea, glottis, laring. Glotis adalah lubang masuk dari faring ke trachea. Pangkal trachea yang melebar seperti kotak dinamakan larings. Bagian ini tidak hanya untuk lewatnya udara saja, tetapi juga berguna sebagai alat suara.
Sistem pencernaan pada marmut antara lain terdiri atas oesophagus, lambung dan usus, dengan oesophagus terletak di sebelah dorsal dari trachea, melewati rongga dada kemudian menembus diafragma untuk masuk masuk ke lambung. Lambung terletak di belakang diafragma sebelah kiri rongga abdomen, usus terletak sesudah lambung, dapat dibedakan menjadi usus halus dan usus kasar, usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejunum dan ileum yang batasnya tidak dapat dibedakan. Lambung dan duodenum dihubungkan dengan suatu lubang yang disebut pilorus yang dindingnya terdiri dari otot sfingster yang dapat membuka dan menutup, sedangkan usus kasar terdiri dari caecum, colon dan rectum, serta berakhir pada anus (Djuhanda, 1980).
Marmut termasuk mamalia, yaitu hewan yang memiliki kelenjar mamae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan. Ciri lain yang khas dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh rambut, kulit mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Kaki beradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, loncat.  Marmot merupakan hewan berdarah panas (Brotowidjoyo, 1993).
Marmut (Cavia porcellus) merupakan hewan pentadactil (memiliki jari-jari yang bercakar), lengan bawah dapat pronasi dan suprinasi. Hewan ini tidak berekor dan glandula mamae untuk menyusui anaknya. Uterusnya bertipe dupleks, merupakan tipe yang paling primitif dimana bagian kanan dan kiri uterus terpisah oleh adanya vagina pada hewan betina (Radiopoetro, 1986).
Cavia porcellus memiliki sistem urogenitalia yang terdiri dari sistem urinaria dan sitem genitalia. Menurut Walter dan Sayles (1959) salah satu alat ekskresi pada mamalia adalah ginjal yang disebut metanerfos. Jumlah nefron pada mamalia sangat besar, laju metabolisme yang tinggi menghasilkan limbah yang besar. Tubulus yang menghasilkan urin mengalir ke dalam ureter yang berkembang sebagai suatu pertumbuhan dari saluran arkinefrik. Urutan evolusi ginjal adalah holonefros, opistonefros, dan metanefros. Perkembangan embrio mammalia terdapat mesoderm nefrogenik (mesoderm ginjal) timbul di sebelah dorsal sepanjang embrio, tetapi hanya bagian paling belakang yang berkembang menjadi metanefros dewasa.
Sistem genitalia Cavia porcellus jantan dibangun oleh sepasang testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut. Epididymis terdiri dari caput, corpus, cauda epididymis. Ductus deferens berupa saluran berjalan disebelah dorsal dari kantung urine dan bermuara pada ductus spermatikus yang terdapat pada batang penis. Sepasang papilla mammae (muara glandula mammae) terletak diantara kaki belakangnya, namun pada hewan jantan, glandula mammae tidak melakukan sekresi. Bagian belakang penis terdapat lekuk pirenium yang merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor. Lekuk ini merupakan tempat bermuara kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat lawan jenis. Sistem genitalia betina pada marmut tersusun atas beberapa organ, yaitu ovarium, tuba falopi, oviduct (Weichert, 1984).
Sistem urinaria dibangun oleh sepasang ginjal yang berwarna merah tua, berbentuk seperti kacang, terletak di daerah lumbar sebelah dorsal dari rongga abdomen dan saluran pelepasan yang merupakan bagian medial ginjal berupa hilus tempat keluarnya urine. Kelanjutan dari ginjal adalah ureter saluran yang bermuara pada vesica urinaria aitu tempat penampungan urine sementara yang  akhirnya urin akan dikeluarkan melalui uretra (ductus urospermatika) keluar tubuh (Jasin, 1989).

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Marmut (Cavia porcellus) merupakan salah satu contoh dari mamalia. Marmut   termasuk ke dalam subclass Theria, infraclass Eutheria dan ordo Rodentia.
2. Tubuh marmut umumnya dapat dibedakan dengan nyata, yaitu caput (kepala), cerviks (leher), truncus (badan), extrimitas (anggota badan) dan cauda (ekor).
3. Marmut merupakan hewan yang mempunyai ciri-ciri: tubahnya diselimuti rambut, memiliki banyak kelenjar, mempunyai glandula mamae dan mempunyai daun telinga.
4. Sistem pernafasan marmut terdiri dari trakhea, bronchus, bronchioli dan paru-paru.
5. Sistem genitalia marmut jantan merupakan sepasang testis yang bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak di rongga perut dan sistem genitalia betina pada marmut tersusun atas beberapa organ, yaitu ovarium, tuba falopi, oviduct.

DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, M. D. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
__________, D.M. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1981. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 1. Armico, Bandung.
Jasin, M. 1989. Sistematika Invertebrata dan Vertebrata Untuk Universitas. Sinar Wijaya, Surabaya.
Moment, Graiduner B. 1967. General Zoology. Houghton Mifflin Company, Boston, USA.
Radiopoetro. 1986. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
__________. 1990. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Storer and Usinger. 1961. Element of Zoology. Mc Graw-Hill Book Company, New York.
Walter, H. E, Leonard P. Sayles. 1959. Biology of the Vertebrates. The Macmilan Company, New York.
Weichert, C. K. 1984. Element of Chordata Anatomy 4th  Edition. Mc. Graw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi.






[ Read More.. ]

SPH #4 : ANATOMI BURUNG MERPATI (Columba domestica)


I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada siang hari dan memiliki bulu sebagai penutup badannya. Warna bulu dari beberapa aves merupakan daya tarik tersendiri bagi manusia. Kata aves berasal dari Kata Latin dipakai sebagai nama khas, sedangkan ornis dari kata Yunani dipakai dalam ornithology berarti ilmu yang mempelajari burung-burung.
Aves merupakan vertebrata yang hidup di darat, memiliki bulu hampir di seluruh tubuhnya dan sayap yang berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan distal sehingga dapat digunakan untuk terbang. Selain itu, aves mempunyai kaki yang dapat digunakan untuk berjalan, bertengger maupun berenang (dengan selaput interdigital), tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai jenis makanannya. Beberapa aves mempunyai daya tarik tersendiri bagi manusia. Banyak diantaranya mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sehingga dibudidayakan untuk diambil telur, daging, keindahan bulu dan suaranya.
Columba domestica merupakan hewan berdarah panas dan mempunyai ciri khas yaitu tubuhnya terbungkus oleh bulu yang berfungsi untuk mengatur suhu tubuhnya. Berkembang biak dengan ovipar atau bertelur. Columba domestica mampu mengenal habitatnya. Ketika burung ini dilepas maka ia akan kembali ke sarangnya.
Klasifikasi burung merpati (Columba domestica) menurut Jasin (1989) adalah sebagai berikut :

Burung merpati digunakan dalam praktikum kali ini karena mudah didapat, baik morfologi maupun anatominya mudah diamati dan cukup lengkap untuk mewakili kelas aves. Burung merpati mudah didapat dan banyak dipelihara manusia, sebab manfaatnya sangat banyak dan bisa sebagai bahan makanan.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk melihat Anatomi Burung Merpati (Columba Domestica).

II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah bak preparat, pisau (cutter),gunting, pinset dan jarum.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah seekor burung merpati (Columba domestica), air kran dan eter.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Merpati disembelih terlebih dahulu, sebelum melakukan percobaan.
2. Bulu daerah leher, dada, dan perut dibasahi, kemudian bulu-bulu tersebut dicabuti.
3. Kulit yang membalut daerah dada, leher, dan tembolok dilepas.
4. Pembedahan dilanjutkan sepanjang carina sterni dengan menggunakan cutter. Musculus pectoralis mayor dikuak sejauh mungkin. Bagian-bagiannya diamati.
5. Bagian perut dibedah untuk mengamati organ dalamnya dimulai dari depan kloaka menuju ke depan ke kanan dan kiri bagian sternum dengan memotong rusuk-rusuk sampai ke tulang fruktura.
6. Organ yang terlihat diamati dan dituliskan sebagai keterangan pada gambar yang ada pada diktat praktikum.


III. PEMBAHASAN
Burung merpati (Columba domestica) merupakan salah satu anggota dari clasis aves. Tubuh burung dibedakan berdasarkan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan cauda (ekor). Sepasang ekstrimitas anterior merupakan ale (sayap) yang terlipat seperti huruf  Z pada tubuh ketika tidak terbang. Ekstrimitas posterior berupa kaki , otot daging, paha kuat, sedangkan pada bagian bawah bersisik dan bercakar (Jasin, 1989).
Aves merupakan class yang paling homogen dikenali dari semua class tetrapoda. Burung tidak begitu banyak berbeda dengan reptilia yang menjadi nenek moyangnya. Bulu merupakan struktur khusus yang penting untuk burung sebagai penerbang dan hanya kelas inilah dalam subphylum vertebrata yang mencapai keberhasilan menggabungkan sifat bipedal dengan terbang (Hildebran, 1995).
Berdasarkan letaknya bulu terbagi menjadi 3 macam yaitu remiges, tetrices dan retrices. Remiges berupa bulu besar yang terdapat pada sayap, bentuknya simetris, digunakan untuk terbang. Tectrices berupa bulu-bulu kecil yang menutupi tubuh burung. Retrices adalah bulu-bulu ekor, bentuknya simetris, digunakan sebagai kemudi saat terbang. Berdasarkan strukturnya, bulu bulu terbagi menjadi 3 macam, yaitu : plumae, plumulae dan filoplumae. Plumae terdiri dari calamus, rachis, rami, radii dan radioli. Plumulae mempunyai calamus yang pendek, tidak mempunyai vexillum karena terdapat radioli. Filoplumae hanya terdiri calamus dan rami saja (Djuhanda, 1980).
Sistem pencernaan pada aves terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari paruh (rostum), cavum oris, farink, kerongkongan, tembolok, lambung kelenjar, lambung pengunyah, jejunum, ileum, rectum dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar pencernaan ludah, hati, dan pankreas. Sistem pernafasan terdiri dari saluran pernafasan dan paru-paru. Paru-paru burung ini mempunyai kantung udara (sakus pneumatikus) yang berguna membantu pernafasan saat terbang (Djuhanda, 1984).
Sistem respirasi pada Columba domestica terdiri atas trachea yang melanjut sebagai dua buah bronchi pada siring (alat suara). Paru-paru dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada sembilan buah, empat berpasangan dan satu median). Fase aktif respirasi itu adalah ekspirasi dan fase inspirasinya yaitu inhalasi (Brotowijaya, 1990).
Sistem pencernaan pada burung merpati terdiri dari oesophagus, proventriculus, duodenum, jejunum, ileum, rectum serta kloaka. Sistem urogenitalnya tersusun atas organ-organ seperti ginjal, saluran uerter yang bermuara pada kloaka. Saluran pencernaan dari lambung merpati meliputi oeshophagus yang dibagian tengahnya pada pangkal leher melebar menjadi tembolok, sedangkan lambung terbagi menjadi dua, lambung kelenjar dan lambung otot. Duodenum berbentuk seperti huruf U dan dibagian proksimal dan distalnya terdapat pankreas, ductus pankreatisi bermuara ke duodenum bagian distal yang membawa empedu dari hati langsung ke dalam saluran pencernaan. Jejunum dan ileum yaitu usus halus sesudah duodenum, batas bagian-bagiannya tidak nyata, rectum adalah usus kasar yang bermuara di kloaka (Walter and Sayles, 1959).
Pergerakan tubuh Columba domestica terutama digerakan oleh kaki dan sayap, juga dibantu oleh bagian ekor. Pars vertebralis terdapat suatu tonjolan cauda dorsal yang berguna untuk memperkuat dinding dada yang disebut procesus. Sistem otot pada tubuh Columba domestica pada dasarnya kaku, otot semata-mata tersusun atas otot kepala, otot leher dan otot anggota badan. Mesin untuk terbang merupakan otot yang besar yang terdapat di daerah dada. Musculus coraco branchialis adalah otot penggerak sayapnya (Moment, 1967).
Cakar disusun oleh kepung cakar atau unguis yang konveks, terletak di bagian dorsal yang runcing pada ujungnya. Bagian ventral terdapat sol cakar atau sub unguis, bentuknya konkaf dan tidak sekeras unguis. Kedua struktur ini meliputi kedua tulang ruas jari yang terujung (distal phalax). Baik unguis maupun sub unguis di bagian ujung akarnya menjadi makin tebal. Bagian basal dari cakar dibatasi oleh oleh lipatan kulit berbentuk cincin, dengan demikian bagian basal yang lemah ini menjadi terlindung (Djuhanda, 1982).
Saluran keluar pada merpati mengarah ke posterior yaitu ureter yang bermuara ke vesica urinaria. Langkah pertama dalam pembentukan urin adalah penyaringan atau filtrasi. Sisa-sisa dan materi lain dibawa ke aliran darah oleh arteria renalis dan arteriola ke glomerulus. Langkah kedua yaitu penghisapan differensial oleh sel-sel tubulus convoluted proximal dan loop of handle serta tubulus convoluted distalis (Menurut Jasin, 1989).
Menurut Storer dan Usinger (1961) dan Tracy and Robert (1957), baik hewan betina maupun jantan tidak mempunyai alat kopulasi. Sistem genitalia pada burung merpati betina terdapat ovarium, tuba falopi, dan oviduct. Ovum burung kaya akan kuning telur sehingga bila dibandingkan dengan lambungnya maka bagian lambung ini hanya merupakan porsi yang tak berarti. Alat genitalia pada burung merpati jantan terdiri dari sepasang testis dan ductus differens yang menyalurkan sperma ke kloaka, organ kelamin betina terdiri dari ovarium, osteum tuba dan saluran oviduct.

IV. KESIMPULAN
        Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Burung merpati (Columba domestica) termasuk ke dalam kelas aves, tubuh ditutupi oleh bulu (asal epidermis) kecuali paruh dan kakinya.
2. Tubuh burung dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), cauda (ekor). Alat gerak utama pada burung dijalankan oleh sayap dan kaki. Sepasang ekstrimitas anterior merupakan sayap yang terlihat seperti huruf Z, sedangkan ekstrimitas posterior berupa kaki yang memiliki daging pada paha yang kuat.
3. Sistem pencernaan pada burung terdiri dari oesophagus, proventriculus, duodenum, jejunum, ileum, rectum serta kloaka.
4. Sistem urogenitalianya tersusun atas organ-organ seperti ginjal, saluran ureter yang bermuara pada kloaka. Alat genitalia pada burung merpati jantan terdiri dari sepasang testis dan sistem genitalia pada burung merpati betina terdapat ovarium, tuba falopi, dan oviduct.

DAFTAR REFERENSI
Brotowijoyo. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1980. Anatomi dari 4 Spesies Hewan Vertebrata. Armico, Bandung.
_______. 1984. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 2. Armico, Bandung.
Hildebran, M. 1995. Analyst Of Vertebratae Stucture.John Wiley dan Sons Inc,New York.
Jasin, M. 1989. Sistematika Invertebrata dan Vertebrata Untuk Universitas. Sinar Wijaya, Surabaya.
Moment, Gairduer B. 1967. General Zoology. Houghton Mifflin Company, Boston USA.
Storer and Usinger. 1961. Element of Zoology. Mc Graw-Hill Book Company, New York.
Tracy and Robert. 1957. General Zoology. Mc Graw-Hill Book Company, New York.
Walter, H. E, Leonard P. Sayles. 1959. Biology of the Vertebrates. The Macmilan Company, New York.

[ Read More.. ]

SPH #3 : ANATOMI KADAL (Mobouya multifasciata)


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kadal (Mobouya multifasciata) merupakan salah satu hewan Vertebrata yang di golongkan dalam reptile. Kadal merupakan hewan yang biasa hidup di tempat lembab dan mempunyai kebiasaan tinggal di daerah persawahan dan dekat dengan perairan. Kadal biasanya mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat pentadactil. Secara luas pengertian kadal juga mencakup kelompok cicak, tokek, bunglon, cicak terbang, biawak, iguana dan lain-lain. Sedangkan secara sempit, istilah kadal dalam bahasa Indonesia biasanya merujuk terbatas pada kelompok kadal yang umumnya bertubuh kecil, bersisik licin berkilau dan hidup di atas tanah (suku Scincidae, atau umumnya anggota infraordo Scincomorpha).
Tubuh kadal terdiri dari kepala (caput) yang betuknya pipih dan meruncing ke bagian ujungnya, badan (truncus) berbentuk bulat memanjang, dan ekor (cauda) yang berbentuk bulat panjang meruncing ke ujungnya, cukup kukuh dan bersisik. Kadal mempunyai ekor tunggal dan mudah putus sebagai alat perlindungan diri dari predator atau biasa dikenal autotomi. Kadal mempunyai tanduk pada sisik yang berguna untuk mencegah hilangnya kelembaban dari tubuh juga untuk memudahkan bergerak. Kadal memiliki lidah yang bercabang yang mempunyai fungsi untuk mendeteksi adanya mangsa di sekitar lingkungannya.
Tubuh kadal tertutupi oleh kulit yang kering dengan sisik-sisik zat tanduk di permukaannya tanpa adanya kelenjar-kelenjar berlendir. Bagian perut kadal mempunyai sisik berwarna putih kekuning-kuningan, pada bagian punggung berwarna antara kuning coklat sampai coklat tua. Warna sisik pada kadal tergantung dari umur, jenis kelamin, keadaan lingkungan dan keadaan fisilogis tubuhnya.
Pada praktikum ini menggunakan kadal (Mobouya multifasciata), karena kadal mudah di dapat dan sebagai wakil dari class reptilian yang tidak berbahaya, mudah dipelajari dan diamati.
Klasifikasi Mabouya multifasciata adalah sebagai berikut :

B. Tujuan
Tujuan dari pratikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk melihat Anatomi Kadal (Mobouya multifasciata).


II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah dan jarum penusuk.
Bahan yang digunakan adalah kadal (Mabouya multifasciata), air kran, klorofrom, formalin dan tissue.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :                               
1. Kadal yang sudah dibius menggunakan klorofom, kemudian di letakan pada bak preparat.
2. Bagian kepala langsung di amati tanpa di lakukan pembedahan terlebih dahulu.
3. Pembedahan dimulai dengan pengguntingan di depan lubang kloaka ke sisi kiri dan kanan tubuh kearah depan melewati kaki sampai ke tengah rahang bawah.
4. Bagian- bagian dari kadal diamati dan dicatat pada gambar yang sudah di sediakan dengan di dampingi asisten.

III. PEMBAHASAN
Kadal tergolong ordo squamata yang mencakup 6.000 species yang masih hidup. Kadal yang memiliki sub-ordo lacertilian mencakup kira-kira 180 species dan sekitar 20 genus yang tersebar di seluruh Eropa, Asia, dan Afrika. Kebanyakan kadal merupakan penghuni permukaan tanah, meskipun sebagian memiliki kebiasaan memanjat pada pepohonan maupun bebatuan (Djuhanda, 1982).
Warna sisik pada tubuhnya tergantung dari umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis tubuhnya. Kadal jantan memiliki kepala yang besar dari kepala betina. Ekornya secara khas mirip cambuk dan bentuknya bulat dan panjang meruncing ke ujungnya dan mudah putus. Perbedaan antara kadal betina dan kadal jantan adalah pada kadal jantan terdapat sepasang testis, sedangkan pada kadal betina memiliki ovarium. Kadal jantan testis yang sebelah kiri lebih tinggi daripada testis yang sebelah kanan, sepasang ginjal dan hemipenis. Kadal betina memiliki sepasang ostium tuba, oviduct, dan ovarium (Bratowidjoyo, 1993).
Sistem pencernaan kadal dibangun oleh kelenjar racun dari kelenjar saliva. Mulut mamalia mengeluarkan cairan enzim pencernaan. Modifikasi racun saliva terdapat 2 perbedaan racun, tergantung pada jenis kadal (Moment, 1967).
Paru-paru kadal sudah berkembang baik dan ukurannya cukup besar. Bagian sirkulasi  kadal berupa jantung yang dibungkus membran transparan (pericardium) dan dibatasi oleh endokardium. Sistem respiratoria terdiri dari struktur yang terletak diantara nostril dan paru-paru yaitu glottis dan laring (Parker dan Hanswell, 1962).
Respirasi dimulai dengan masuknya udara ke nares externa kemudian masuk ke nares interna melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke laring. Laring tersusun atas tiga buah tulang rawan dan berisi beberapa pasang pita suara. Menuju trakhea yang bercabang menjadi dua bronchi yang kemudian masing-masing menuju paru-paru (Jasin, 1989).
Sistem urogenital kadal terdiri dari sepasang ginjal, dari ginjal keluar ureter yang bermuara di kloaka. Pada pangkal ureter terdapat vesica urinaria. Organ urogenital jantan terdiri atas sepasang testis, epidermis, vas deferens, dan sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan alat kopulasi yaitu untuk memasukkan sperma dalam tubuh kadal betina, sehingga kadal jantan mengadakan fertilisasi internal (Jasin,1989)
Rahang pada mulut kadal bermacam-macam bentuknya sesuai dengan bentuk dan ukuran giginya. Ekskresi kadal adalah semisolid seperti burung dan kebanyakan reptil lainnya. Kadal jantan mempunyai 2 hemipenis yang terletak di samping kloaka (Storer dan Usinger, 1961).
Hasil pengamatan kadal (Mabouya multifasciata) jantan didapatkan bahwa pada kulit kadal terdapat squamae epididimis. Hal itu sesuai dengan pernyataan Radiopoetra (1997), bahwa squamae pada kadal berbentuk tanduk dan terletak pada lapisan dernal yang menulang. Lapisan terluar dari integumentum yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluhan darah, bagian inti mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinitasi, lapisan keratin ini ikut hilang apabila kadal berganti kulit.

IV. KESIMPULAN
        Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kadal (Mabouya multifasciata) termasuk Phylum : Chordata, Subphylum : Vertebrata, Class : Reptilia, Ordo : Squamata, Subordo : Lacertilia, Famili : Scincidae, Genus : Mabouya, Spesies : Mabouya multifasciata.
2. Tubuh kadal terbagi tiga yaitu: kepala, badan, dan ekor. Kadal mempunyai sistem pernapasan, reproduksi, ekskresi, peredaran darah, dan persyarafan.
3. Sistem pencernaan pada kadal terdiri dari hepar, gastrum, lien, pankreas, duodenum, ductus choleodocus, rectum dan kloaka.
4. Sistem respirasi pada kadal terdiri dari trachea, larink, bronchus dan pulmo.
5. Sistem ekskresi kadal terdiri dari ginjal, kantong kemih, dan ureter.
6. Sistem genitalia kadal jantan terdiri dari testis, epididimis, dan ductus wolffi.

DAFTAR REFERENSI
Brotowijoyo, 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi of Vertebrate Structure. United State Copyright, California.
Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan. Sinar Wijaya, Surabaya.
Moment, G. B. 1967. General Zoologi. Bentley Glass, Boston.
Parker and Haswel. 1978. Text Book of Zoology 2 Vertebrates. The Mac Millan Press, New York.
Radiopoetra. 1997. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Storer, Tracy and Usinger, R. 1961. Elements of Zoology. Mc Graw Hill Book Company, London.

[ Read More.. ]

Rabu, 24 Oktober 2012

Coretan #4 : Andai Aku Menjadi Ketua KPK


by google
     Menjadi anggota bahkan ketua KPK mempunyai kebanggaan tersendiri. Namun apa daya jika jabatan menjadi anggota bahkan ketua KPK hanya asal jabatan saja?. Tanpa adanya tindakan yang dapat merubah negara kita menjadi bebas korupsi, atau istilah jawanya itu ‘JARKONI’ yaitu ngajar tapi ora dilakoni (memberi contoh tapi tidak bisa menjadi contoh). Hanya duduk manis di gedung KPK dengan desiran AC dan kursi empuk?. Jangan sampai kita menjadi generasi penerus bangsa yang seperti itu. Beri perubahan sejak sekarang!.

     Semua orang pasti sudah tidak asing lagi dengan KPK, mereka merupakan komisi pemberantas korupsi sesuai dengan kepanjangannya. Sudah dipastikan bahwa korupsi akan tercabut sampai akar – akarnya oleh mereka. Namun sudah pantaskah KPK menjadi pembela negara yang bebas dari korupsi?. Namun mengapa negara kita hingga detik ini masih menyandang negara dengan peringkat tinggi angka tindakan korupsinya?. Disinilah saya akan bertindak dengan pikiran saya jika saya kelak menjadi ketua KPK.
    Menjadi ketua KPK sangatlah sulit, jangankan ketua KPK menjadi ketua kelas di sekolah saja susah minta ampun. Namun setiap pemimpin atau ketua memang harus mempunyai tanggung jawab atas apa yang dia perintahkan dan yang dia canangkan dalam perubahan segala aspek untuk kedepannya. Jika saya kelak menjadi ketua KPK maka yang saya lakukan :
Memantapkan diri dengan perubahan
Diberi tanggung jawab menjadi ketua KPK adalah salah satu awal dasar perubahan dari hal negatif menjadi positif. Contohnya dengan kita menjadi pahlawan melawan korupsi, maka dari segi apapun kita harus menjadi pahlawan tak kenal musuh. Wajib tegas bahwa korupsi yang saya lawan tidak akan menjadi sahabat bahkan keluarga saya. Lebih mempelajari kasus – kasus kecil korupsi dalam kehidupan sehari – hari sehingga saya tidak akan melakukan korupsi sekecil apapun. Dan lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa agar kita sadar korupsi itu berdosa. Mencoba menjadi orang yang benar – benar jujur walaupun merugikan kita. Berani mati untuk menjauhi korupsi.
Mulai mendekorasi tatanan anggota KPK
Setelah menjadi diri sendiri yang bisa menjauhi korupsi, mulailah juga dengan mengatur kembali anggota – anggotanya. Dengan mengukuhkan hubungan yang solid tanpa adanya hal yang disembunyikan, karena tanpa adanya kejujuran adalah awal dari tindak korupsi. Lebih menekankan sikap tegas bahwa yang kita tantang adalah korupsi, maka seharusnya bekerja sama menyelesaikan itu. Dengan adanya kerja sama dan solidaritas maka terciptalah tatanan anggota KPK yang benar – benar ditakuti sehingga tidak ada kasus sogok – menyogok dalam KPK.
Membuat pengaduan korupsi lebih gampang
Dengan membuat pengaduan korupsi lebih gampang maka akan tercipta negara yang benar – benar jujur. Membuat fasilitas pengaduan korupsi dengan cara lebih efektif dan efisien sehingga para rakyat dari golongan manapun bisa mengadu dengan sebebas – bebasnya tanpa ada tekanan dan kesulitan ketika ingin mengadu tindakan korupsi.
Memberi pelayanan spesial kepada pengadu korupsi
Seperti istilahnya adalah sayembara. Siapa yang mengadu, dia yang menang. Lebih menekankan iming – iming hadiah atau penghargaan sehingga rakyat tidak akan sungkan untuk melapor tindak korupsi. Serta dengan memberi keamanan yang amat sangat menjadikan suatu kenyamanan untuk si pelapor.
Mengadakan posko atau tim KPK di setiap daerah
KPK seharusnya tidak hanya mengungkit tindakan korupsi tingkat pemerintah saja. Sudah mulai lebih teliti terhadap akar dan dasar awal mula korupsi yaitu di daerah – daerah. Karena sampai saat ini belum diketahui apakah ditingkat daerah terdapat korupsi tersembunyi. Karena dengan adanya korupsi tingkat daerah saja bisa merugikan para warga disana. Dan juga pastinya uang korupsi itu adalah sebagian uang negara yang tidak terealisasikan dengan baik. Maka perlu dan sangat untuk membuat posko atau tim KPK di semua setiap daerah agar kita bisa terjauhi dari korupsi sampai ke akar – akarnya. Dengan adanya posko dan tim KPK disetiap daerah juga menjadi lebih leluasa para pelapor untuk melapor tindakan korupsi.
Meninggikan kinerja serta teknologi alat KPK
Tindakan korupsi bukanlah hal yang baru dalam masyarakat, bahkan semenjak pemerintahan Presiden Soekarno saja sudah marak terjadi. Sehingga dalam tiap periode pasti sudah banyak akal – akalan para koruptor agar tidak ketahuan. Disinilah kita harus meningkatkan kinerja dengan baik agar tidak sampe kebobolan. Kalau perlu buatlah alat yang bisa benar-benar mendeteksi tindakan korupsi sampai akar – akarnya.
Menjadikan KPK lebih tegas dan lebih ditakuti serta dibela berbagai pihak
Bisa digambarkan KPK harus bisa ditakuti melebihi geng motor atau preman – preman sehingga dengan adanya sikap ditakuti maka tidak akan berani para calon koruptor melakukan tidakannya. Namun, KPK juga mempunyai sikap ramah tamah kepada rakyat dan berbagai pihak agar bisa bekerja sama untuk menuntaskan tindakan korupsi itu sendiri. Bisa dikatakan KPK harus berani bermuka dua dalam artian bagai iblis kepada koruptor dan bagai malaikat kepada rakyat dan pihak lain.
Menuntut agar jatuhan vonis para koruptor adalah seberat – beratnya
Sama sekali tidak memandang jabatan atau status keluarga. Yang namanya koruptor itu pemakan duit negara dan tidak ada untungnya untuk terus dibela. Lebih bekerja sama dengan pihak kepolisian agar tidak terjadi tahanan ringan karena faktor sogokan,faktor kerabat dekat atau apapun itu karena ini demi menjaga negara kita dari koruptor – koruptor selanjutnya. Jika tidak ada jatuhan vonis berat bisa – bisa para calon koruptor lainnya mengentengkan dan terus melakukan korupsinya. Kalau perlu jatuhan vonis koruptor disamakan dengan hukum diarab, yaitu digantung. Ingat, bahwa besarnya suatu jatuhan vonis akan menciutkan nyali para koruptor lainnya.
Mengadakan penyuluhan tentang korupsi
Ini adalah hal yang sering dilakukan oleh lembaga – lembaga lain contohnya peraturan lalu lintas oleh Polisi lalu lintas. Maka perlu adanya pula penyuluhan tentang korupsi itu sendiri dalam kehidupan masyaratkat. Sehingga dengan adanya penyuluhan tentang korupsi mengurangi tindakan korupsi kecil maupun besar oleh generasi penerus bangsa. Penyuluhan ini juga perlu di lakukan untuk anak-anak usia dini sehingga mereka bisa mengerti dan membiasakan hidup tanpa secuil tindakan korupsi.
       Inilah pemikiran saya jika saya menjadi ketua KPK. Bukan hanya asal ngomong saja atau janji – janji palsu namun perlu terealisasi semua demi perubahan positif untuk negara kita. Kita sebagai generasi penerus mulailah semua dengan intropeksi diri kita terlebih dahulu tidak usah terlalu jauh jika diri sendiri belum benar. Perbaiki diri bebas korupsi, dan berjuang perbaiki negara bebas korupsi.

[ Read More.. ]

SPH #2 : ANATOMI KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katak merupakan salah satu anggota dari kelas Amphibia. Ampibhia berasal dari bahasa Itali (Amphibi = rangkap dan bios = hidup), karena amphibian merupakan vertebrata yang secara tipikal dapat hidup di air tawar dan didarat. Amphibi mengalami metamorfosis menjadi berudu (aquatis dan bernafas dengan insang) ke katak dewasa (amphibious dan bernafas dengan paru-paru). Pernafasannya dengan insang, paru-paru, dan kulit/garis mulut (rima oris).
Cara hidup katak sangat berbeda dengan ikan. Hewan ini mempunyai hidup didalam perairan yang dalam dan menggunakan sebagian besar waktunya didarat. Tubuh katak memperlihatkan fisiologis yang serupa dengan anggota-anggota lain dalam ordo Anura, dalam perkembanganya ekor memendek bahkan menjadi tidak berekor.
by Google
Klasifikasi dari Katak Sawah adalah sebagai berikut :
Kerajaan         : Animalia
Filum : Chordata
Subphylum         : Vertebrata
Kelas         : Amphibia
Ordo         : Anura
Famili : Ranidae
Genus : Fejervarya
Spesies         : Fejervarya cancrivora.
Beberapa pertimbangan memungkinkan  pemilihan katak, untuk mewakili kelas amphibi. Pratikum kali ini memakai Fejervarya cancrivora (katak sawah) karena selain mudah diperoleh dan ukurannya cukup besar, ia menunjukan banyak persamaan dalam bentuk dan fungsi dengan vertebrata tinggi termasuk mamalia. Susunan tubuhnya mudah dipelajari, cara hidupnya sederhana dan mudah diamati.


B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk melihat Anatomi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora).


II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, jarum penusuk. Bahan yang digunakan adalah seekor Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) dan larutan eter.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.Seekor katak yang telah disiapkan dibius dengan larutan eter lalu didiamkan beberapa menit sampai katak terbius.
2.Alat-alat disiapkan dan katak diletakkan dalam papan preparat.
3.Rongga mulut (Cavum oris) diamati dengan menggunting sudut mulutnya agar bagian-bagiannya terlihat lebih jelas.
4.Sistem muscularnya diamati.
5.Kulit digunting dari medio posterior kearah anterior kemudian seluruh ventral dilepaskan.
6.Dinding perut sebelah  medio posterior dengan  hati-hati dijepit  dengan pinset.
7.Lapisan otot sebelah kiri dan kanan linea alba digunting dengan hati-hati untuk menjaga kemungkinan terpotongnya vena abdominalis yang berada dibawah linea alba.
8.Pengguntingan dilakukan dari arah anterior sampai dekat xipristernum.
9.Arah pemotongan dilanjutkan ke kiri dan ke kanan sampai pangkal lengan atas.
10.Otot-otot pada sternum dibuang dan tulang-tulang yang menyusun gelang pectoral dipotong, sehingga sternum dapat dihilangkan.
11.Organ-organ yang terdapat dalam tubuh hewan diamati tanpa merubah letaknya.
12.Organ-organ yang menyusun system pencernaan dapat dilihat lebih jelas dengan jalan pemotongan dari pangkal oesophagus smpai ujung rectum.
13.Selaput yang menahan organ dengan dinding tubuh sebelah dorsal (selaput mesenterium) digunting dan dibiarkan. Selaput mesenterium ,melekat pada gastrum dan duodenum karena selaput ini merupakan tempat melekatnya kelenjar pancreas.
14.Sistem urogenitalia yang terdapat di bawah intestinum dibiarkan pada tempatnya.
15.Organ-organ yang  menyusun sistem  pencernaan diamati  dan hasilnya dicatat. 

B. Pembahasan
Katak sawah (Fejervarya cancrivora) masuk dalam ordo Anura, habitatnya ada dipersawahan, hewan ini pandai melompat dan mempunyai suara yang khas. Saat dewasa mereka tidak mempunyai ekor dan bernafas dengan paru-paru. Kulit katak sawah pada umunya selalu basah karena adanya sekresi kelenjar kulit (kelenjar mucus) yang menghasilkan lendir (Djuhanda, 1984).
Tubuh katak menunjukan keadaan yang sempurna dengan anggota-anggota lainnya hewan yang berenang dalam air, batas antar caput dan truncus tidak jelas. Caput berujung tumpul pada moncong (rostrum) yang menonjol dan risma orris terminal, dan pada dataran dorsal moncongnya terdapat sepasang nares (lubang hidung yang kecil). Truncus pendek, kompak, memipih pada bagian setengah distal yaitu pada daerah yang ditempati vertebrae sakralis, lubang kloaka, terletak terminal (Radiopoetra, 1977).
Hasil pengamatan anatomi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) di dapatkan hasil bahwa, katak terdiri dari kepala (caput) dan badan (truncus). Hal itu sesuai dengan pernyataan Storer-Usinger (1961), bahwa katak memiliki kepala yang lebar dan langsung berhubungan dengan badan. Katak tidak memilki leher maupun ekor, serta kulit katak biasanya licin dan berminyak.
Menurut Walter dan Syles (1959), anura mempunyai paru-paru pendek tapi besar, bagian yang dalamnya merupakan bagian terbuka, trachea yang pendek terbagi menjadi dua brokus yang pendek, masing-masing bronkus tersebut menuju ke setiap paru-paru. Lubang dari trachea ke faring dinamakan glottis, merupakan celah longitudinal yang dibatasi tulang rawan.
Sistem pencernaan mulai dari oesophagus (berdinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan lambung. Usus terdiri dari intestinum (kecil, panjang, dan berkelok-kelok), rektum yang langsung bersatu dengan kloaka. Baik hati maupun pankreas mempunyai saluran-saluran menuju ke duodenum. Ada kandung empedu. Baik lambung maupun intestinum pada potongan melintang terdiri dari 4 lapisan, yaitu : peritonium, lapisan otot, submucosa, dan mucosa. Alat pencernaan katak yang tampak dari luar adalah cavum oris, dibatasi mazilara pada bagian sebelah atas sedangkan pada bagian sebelah bawah dibatasi oleh mandibula dan osyoid, dilanjutkan pharink, oesophagus, ventriculus dan intestine yang terletak dalam rongga tubuh. Kloaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan, sekret, dan untuk reproduksi (Brotowidjoyo, 1994).
Sistem ekskresi pada katak terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan papilla urogenitalis. Sepasang ren yang memanjang, melekat pada dinding dorsal abdomen, kanan dan kiri linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren, ia berjalan ke caudal berakhir pada papilla urogenitalis yang bermuara pada cloaca. Sebuah tonjolan keluar berupa kantung dua lobi berdinding tipis terdapat pada dinding cloaca yang meluas ke dalam cavum abdominalis. Kantung ini berguna untuk menyimpan urine dan ia disebut vesica urinaria (Radiopoetro, 1977).
Hampir semua amphibia berkembangbiak dalam air dan bersifat ovipar, fertilisasi terjadi di luar dan telur berkembang menjadi larva yang dapat berdiri sendiri. Fertilisasi katak termasuk fertilisasi eksternal. Katak sawah betina memiliki tubuh yang lebih besar dari kodok jantan. Katak menghasilkan ribuan atau ratusan telur yang memenuhi sebagian besar rongga tubuh (Ville,1988)
Saluran reproduksi betina pada katak, tiap oviduct merupakan suatu saluran sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga tubuh ke kloaka. Oviduct mempunyai sel kelenjar yang mensekresi lapisan jeli di sekitar telur, dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara, tetapi selain itu oviduct tidak mengalami spesifikasi. Katak kawin di dalam air, maka fertilisasi terjadi di luar. Induk katak betina yang bunting namun tidak mendapatkan pejantan yang bersedia mengawininya biasanya akan menyerap kembali telurnya (Susanto,1994). 
Fejervarya cancrivora mempunyai dua pasang extrimitas yaitu extrimitas anterior dan posterior. Susunan muscullusnya berhubungan dengan kompleks dari extrimitas posterior menurut Radiopoetro (1977). Pada masa berkembang biak katak jantan dapat dikenali melalui extrimitas posterior, yaitu pada medio ventral jari pertama terdapat penebalan kulit dengan hyperpigmentasi. Penebalan berguna untuk memegang hewan betina pada waktu meletakkan telur-telurnya dalam fertilisasi (Yatim, 1990).
Tubuh katak dan juga vertebrate lainnya tersusun atas 3 macam otot. Otot polos yang kerjanya diluar kehendak. Otot lurik yang kerjanya dalam kemauan dan otot jantung yang kerjanya diluar kemauan. Sistem otot pada katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada bagian kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen, dan sistem otot pada extrimitas posterior. Sistem otot pada bagian kepala terdiri dari muscullus mandibularis dan muscullus submandibularis. Sistem otot pada daerah pectoral terdiri dari  muscullus pars episternalis, muscullus pars scapularis, muscullus coracoradialis, muscullus deltoideus, muscullus epicoracoid, muscullus abdominalis. Muscullus pectoralis terdiri dari tiga muscullus, yaitu muscullus coracoradialis, muscullus epicoracoid, muscullus abdominalis. Sistem otot daerah abdomen terdiri dari muscullus rectus abdominis, muscullus obliqus externus, muscullus obliqus internus. Muscullus rectus abdominis terdapat medio ventral tubuh yang ditengahnya terdapat tendo berwarna putih yang disebut linea alba dan juga terdapat inscriptio tendinae. Daerah extrimitas posterior terdapat muscullus trisep femoris, muscullus gracillis minor, muscullus gracillis mayor, muscullus sartorius, muscullus adductor magnus. Bagian crus dibangun oleh muscullus gastronimeus, muscullus tibialis anticus longus, muscullus tibialis anticus brevis, muscullus tibialis posticus, dan juga terdapat otot tendon dan tulang tibio fibula (Moment,1967).


IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Katak (Fejervarya cancrivora) merupakan salah satu anggota dari classic Amphibia.
2.Tubuh katak terdiri dari caput (kepala), truncus (badan), extrimitas anterior (kaki depan), extrimitas posterior (kaki belakang). Caput katak berujung tumpul, truncus pada katak pendek dan bagian-bagiannya dapat dikenal karena adanya persendian. Digiti masing-masing 4 buah dan extrimitas posterior kebih besar dan digiti masing-masing 5 buah.
3.Sistem respirasi pada katak terdiri dari paru-paru, laring, dan glottis. Pertukaran gasnya terdapat di kulit dan paru-paru.
4.Sistem pencernaan pada katak terdiri atas rongga mulut, faring, oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon dan kloaka.
5.Sistem ekskresi pada katak terdiri atas ginjal, ureter, vesica urinaria, dan papilla urogenitalis.
6.Sistem genitalia pada katak terdiri atas sepasang ovarium dan oviduk.


DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, M. D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1984. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 2. Armico, Bandung.

Moment, G.B. 1967. General Zoologi. Bentley Glass, Boston.
Radiopoetra. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Storer, T. I. and R. L. Usinger. 1961. Elements of Zoology. Mc Graw Hill BookCompany, London.

Susanto, Heru. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Ville. C. A. 1988. Zoology Umum edisi 6. Erlangga, Jakarta.

Walter and Syles. 1959. Biology of The Vertebrates. The Mac Millan Company, USA.

Yatim, W. 1990. Biologi Modern: Histologi. Tarsito, Bandung.

[ Read More.. ]

Selasa, 23 Oktober 2012

SPH #1 : ANATOMI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ kompleks dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ikan merupakan vertebrata akuatis dan bernafas dengan insang (beberapa jenis ikan bernafas dengan alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang atau gelembung udara). Walaupun Ikan umumnya bernafas dengan insang, tetapi ada juga yang dilengkapi dengan labirin yang kerjanya seperti paru-paru. Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) adalah salah satu hewan vertebrata atau ikan yang hidup di air tawar dan bernafas dengan insang. Bentuk badan mirip Ikan Mas, tetapi badannya lebih memanjang dan pipih dengan sirip punggung relative lebih panjang. Ikan Nilem merupakan jenis ikan herbivore yang makanannya terdiri atas lumut dan tumbuhan pelekat.
Dalam praktikum ini juga menggunakan preparat jenis ikan air tawar yaitu Ikan Lele (Clarias batrachus). Ikan Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih dan memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian tubuhnya. Seringkali Ikan Lele ditaruh ditempat-tempat yang tercemar karena biasa menghilangkan kotoran-kotoran. Ikan Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali Ikan Lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, dan sawah yang tergenang air.
Ikan Nilem dan Ikan Lele dipilih sebagai preparat pratikum yang digunakan dalam pratikum ini untuk mewakili species dari class pisces karena cara hidupnya sederhana, harganya murah dan mudah diperoleh. Selain itu ukurannya cukup besar, menunjukkan banyak persamaan dalam bentuk dan fungsi dengan vertebrata tingkat tinggi, serta letak organ-organnya mudah untuk dipelajari.




B. Tujuan
Tujuan dari pratikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk melihat Anatomi Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus).


II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah dan jarum penusuk. Bahan yang digunakan adalah Ikan Lele (Clarias batrachus), Ikan Nilem (Osteochius hasselti), air kran, kloroform, formalin, dan tissue.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.Ikan keduanya dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum penusuk.
2.Ikan keduanya digunting mulai dari lubang dubur ke arah anterior sepanjang medioventral tubuh kearah depan sampai dekat sirip dada.
3.Bagian dalam tubuh ikan diamati dengan dikuak kesebelah atas menggunakan bantuan pinset dan pengguntingan dilanjutkan ke bagian anterior sampai tutup insang.
4.Bagian kepala digunting mulai dari dorsal tutup insang dan ventral tutup insang sampai ke ujung moncong (rima oris).
5.Jantung terdapat disebelah depan sirip dada,karena itu pengguntingan dilakukan dengan hati-hati.
6.Bagian-bagian viscera (alat-alat dalam) diamati secara langsung, tanpa diubah-ubah letaknya.
7.Pengamatan viscera diurai dilakukan dengan merentangkan saluran pencernaan secara hati-hati,mulai dari bagian intestine ditarik keluar.
8.  Pengamatan struktur otot, dilakukan dengan membuat potongan melintang dari bagian ekor kemudian diamati bagian-bagiannya.

B.  Pembahasan
Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) adalah jenis ikan yang hidup diair tawar. Ikan Nilem hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus yang tidak begitu deras seperti danau atau sungai. Ikan ini mudah berkembang biak menurut aturan air mengalir. Ikan ini memakan jasad yang menempel pada tanaman air (Setiadi, 2011).
Sistem pencernaan pada ikan di mulai dari oesophagus yang sangat pendek, karena hampir rongga mulut langsung menuju ke lambung atau intestine ventriculus melengkung seperti huruf  U, dan dibedakan menjadi 2 yaitu pars cardiaca yang lebar dan pars pylorica yang sempit. Pada bangsa ikan sangat berliku dan hampir memenuhi rongga perut, dan bermuara ke anus. Hepar terdiri atas dua lobi, vesca felea dari hepar menuju ductus hepaicus kemudian bersatu dengan ductus cyticus menjadi ductus choledocus yang bermuara ke duodenum. Adapun yang dihubungkan dengan peritoneum ke tundus ventriculli. Osteochilus hasselti mempunyai hati dan pankreas yang sulit dibedakan sehingga disebut hepatopankreas (Radiopoetro, 1989).
Insang sebagai alat pernafasan bagi Osteochilus hasselti tiap bilahnya terdiri atas lembaran filamen. Tiap filamen tersusun atas banyak plant transversal yang dibungkus oleh lapisan epithelium yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler yang berada diantara afferent branchialis dan efferent branchialis (lengkung insang) dan pada perbatasannya terdapat sisir duri yang berfungsi menahan makanan dan benda-benda keras lain melewati celah insang pada saat pernafasan (Jasin, 1989).
Ikan jantan dan ikan betina dapat dibedakan dengan cara memijit bagian perut ke arah anus. Ikan jantan akan mengeluarkan cairan putih susu dari lubang genitalnya. Induk betina yang sudah matang telurnya dicirikan dengan perut yang relatif besar dan lunak bila diraba (Sumantadinata, 1981).
Ikan nilem memiliki organa urop cetica yang terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan sinus urogenitalis. Ureter merupakan saluran keluar dari ren (ginjal). Sinus urogenitalis bermuara keluar melalui porus umgenibilis yang terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal pinna analis. Alat ekskresi ikan nilem berupa sepasang ginjal yang berwarna kemerah-merahan terletak diantara gelembung udara depan dan belakang. Ginjal ini dilengkapi dengan saluran urine yang muaranya menyatu dengan muara kelaminnya dan disebut dengan saluran urogenitalia (Huet, 1971).
Hasil pengamatan anatomi ikan nilem (Osteochius hasselti) didiapatkan hasil bahwa pada tubuh ikan nilem terdapat kepala yaitu mulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang, badan ikan dimulai dari belakang tutup insang sampai dengan anus, sedangka ekor  dimulai dari belakang anus sampai dengan bagian ujung sirip ekor. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Brotowidjoyo, 1990) yang menyatakan bahwa tubuh ikan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor).
Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele juga bisa hidup pada air yang tercemar. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Ikan lele pada siang hari berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap (Manter, 1989).
Sistem pencernaan dari ikan lele terdiri atas mulut, lambung, usus, dan dikeluarkan melalui porus urogenitalis. Usus ikan lele panjang karena termasuk ikan omnivora. Menurut Storer and Usinger (1961), sistem pencernaan ikan terdiri dari rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan respirasi. Farink terdapat insang di sisi dan samping lalu ke oesophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum. Pyloric value terpisah belakang dari intestine. Tiga tubular pyloric caeca yang berfungsi mengabsorpsi, mengambil ke intestine. Tiga hati besar di dalam rongga tubuh dengan kantung empedu dan saluran ke intestine serta pankreasnya tidak jelas.
Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada di belakang bibir atas. Lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada dibelakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbinal yang bebas. Sirip ikan lele membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi dengan sepasang duri tajam yang umumnya disebut patil atau taji (Kodri,2004).
Clarias batrachus memiliki alat pernafasan tambahan berupa arborecent. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhendar (2010), yang menyatakan bahwa alat pernafasan pada ikan lele adalah insang dan arborecent sebagai alat pernafasan tambahan yang terletak di dalam ruang sebelah atas insang yang merupakan membran berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Setiap filamen terdiri atas lamela yang berfungsi untuk tempat pertukaran gas. Arborecent berbentuk seperti rimbunan dedaunan berwarna kemerahan yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari atas permukaan air sehingga dapat mengambil oksigen langsung dari udara, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi oksigen yang minimum karena mempunyai arborecent. Oleh karena itu, jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak berdaya.
Ikan lele betina dan jantan dapat dibedakan dengan mudah terutama ikan lele yang sudah matang atau dewasa. Tanda-tanda jenis kelamin ikan lele betina adalah alat kelaminya berbentuk bulat telur, terletak dekat ubang dubur, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Ikan lele jantan alat kelaminya berbentuk meruncing, terletak di dekat lubang dubur, gonad ikan lele jantan memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya (Simanjuntak,1989).
Gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Gonad ikan lele betina berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Organ – organ lainnya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus (Jasin, 1989).
Hasil pengamatan ikan lele didapatkan hasil bahwa tubuh lele (Clarias batrachus) terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Lele mempunyai bentuk kepala yang menggepeng (depress). Di bagian atas ruangan rongga insang terdapat alat pernapasan tambahan (organ arborescent), yang memiliki banyak kapiler-kepiler darah. Hal ini sesuai dengan penyataan Simanjuntak (1989), yang menyatakan bahwa pada organ arborecent bentuknya seperti sebatang pohon yang penuh dengan kapiler-kapiler darah.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.Tubuh Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda).
2.Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) merupakan hewan air, termasuk Phylum : Chordate, Subphylum : Vertebrata, Class : Pisces, Ordo : Ostariophysi, Family : Cyprinidae, Spesies : Osteochillus hasselti.
3.Sistem pencernaan pada Ikan Nilem terdiri atas mulut, pharynx, oesophagus, ventriculus, dan intestinum yang bermuara di kloaka. Sistem pencernaan ikan Nilem terdiri dari usus (intestin) yang berupa saluran yang berliku-liku dan bermuara pada anus.
4.Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) mempunyai lima jenis sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (abdominal fin), sirip dubur (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin).
5.Ikan Lele (Clarias batrachus) termasuk Phylum : Chordata, Subphylum : Vertebrata, Class : Pisces, Ordo : Ostariophysi, Subordo : Siluroidea , Famili : Clariidae , Genus : Clarias, Spesies : Clarias batrachus
6.Tubuh Ikan Lele terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda). Tubuhnya tidak terdapat sisik.
7.Sistem respirasi Ikan Lele (Clarias batrachus) yaitu insang dan terdapat alat pernapasan tambahan yaitu arborecent.

DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga,  Jakarta.

Huet, M. 1971. Text Book of Fish Culture Breeding and Cultiation of Fish. Fishing News Book Ltd, England.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata Untuk Universitas
Cetakan ketiga. Sinar Wijaya, Surabaya.

Kodri,Ghufar.H. 2004. Budidaya Lele Keli. PT.Rineka Cipta dan PT Bina Adiaksara, Jakarta.

Manter, M. W 1989.Introduction to Zoology.Harper, New York.

Radiopoetro. 1986. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Setiadi. 2011.Anatomi Ikan Nilem (Osteochillus hasselti).http://aepcute .blogspot.com /2011/02/anatomi-ikan-nilem-osteochillus.html. Diakses tanggal 3 Mei.

Simanjuntak, H. 1989. Pembudidayaan Ikan Lele (lokal dan dumbo). Bhratara. Jakarta.

Sumantadinata, K. 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Di Indonesia. Sastra Hudaya, Jakarta.

Storer, Tracy and Usinger, R. 1961. Elements of Zoology. Mc Graw Hill Book Company, London.

Suhendar, Endar. 2011. Anatomi Ikan Lele (Clarias batrachus). Diakses tanggal 3 Mei.






[ Read More.. ]

Senin, 06 Agustus 2012

Coretan #3 : Bakar - bakaran

Aku buka lemarin kusam itu, wah memang barang dari seseorang masih ku simpan dengan baik, sampai kelupaan kalau aku masih pajang foto KITA di figura yang dia kasih. Sekilas cocok, kita kembar :). Namun apa daya, persamaan itu nggak ngubah hubungan kita yang udah ancur gini. Apalagi aku udah tahu, aku cuman mainan dia, aku cuma boneka dia, dan aku cuma pelampiasan. Cinta? haha sepertinya nggak deh! dia nggak sama sekali cinta sama aku. Dua tahun yang dulu sering dia katakan pas aku selalu berkata "kita udahan" kalau lagi emosi, kamu selalu ngomong "apa kamu nggak ngerti arti 2 tahun kita,de?". Lucu banget dan akhirnya aku ditinggal pergi dengan amat menyedihkan.
Pas pertama aku lalui sumpah deh, nyesek banget ditinggal orang yang kita cinta. Aku aja sampai nangis - nangis keras banget dan berpikir buat bunuh diri, lihat makanan muntah!! Ah mungkin itu mainset aku aja yang lagi kacau. Sampai - sampai aku pacaran sama sobat kuliah aku, si Zahro Rohayati,haha. Kita sms-an dari bangun tidur sampai bangun lagi, dan kebetulan dia juga sama lagi patah hati, klop banget! haha.
Tapi sekarang kalau lihat pengalaman kayagitu sumpah malu sendiri, segitunya deh aku ditinggal cowok. Lebih baik ditinggal cowok dari pada IP kuliah turun! #nggaknyambung. Aku nyesel banget sekarang udah segitunya sama tuh cinta ke-3 aku, hihi. Ternyata dia bohong total sama aku, bukan bohong nduain atau apa, tapi BOHONG IDENTITAS. Astaga apa yang ada dipikiran dia sebenernya yah? masih tanda tanya besar dia bohongin aku dalam masalah kayagini. Apa untungnya ya dia bohong?.
Tapi yaudah, sekarang aku menemukan pencerahan! Allah itu bakalan kasih yang terbaik buat kita :D. Apalagi aku lebih termotivasi setelah baca status Pak Mario Teguh yang ini,

"Satu-satunya obat bagi hati yang patah karena cinta, adalah jatuh cinta lagi.
Memang tidak mudah, tapi apakah lebih baik bagimu untuk meratap - seperti dia itu jiwa terbaik yang pernah diciptakan oleh Tuhan?
Engkau tahu bahwa engkau orang baik, khan?
Maka engkau berhak bagi yang lebih baik daripada dia.
Masa’ engkau lupa …
"Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya"
Jangan meratap seperti itu. Kesedihanmu membuat orang yang mengkhianati cintamu bangga, bahwa engkau mengemis cintanya.
Bangkitlah. Rupawankanlah hati dan dirimu, agar jiwa terbaik pilihan Tuhan dijatuh-cintakan kepadamu.
Sana gih, cepetan!
Be beautiful, and fall in love again!"

Bener juga ya kata - kata "Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya". Aku yakin Allah tahu yang tepat buat aku kelak :).
Terus apa hubungannya apa judul nih blog? katanya bakar - bakaran?. Hahaha, sampai lupa sendiri. Baru aja aku bakar foto kusam yang aku temuin tadi. Ternyata nggak ada apa - apanya setelah dibakar, cuma jadi abu hitam yang nggak ada fungsinya. Jadi buat aku aku inget - inget lagi :D. Buat yang patah hati camkan ini baik - baik "Be beautiful or Handsome, and fall in love again!".

[ Read More.. ]