Rabu, 24 Oktober 2012

SPH #2 : ANATOMI KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katak merupakan salah satu anggota dari kelas Amphibia. Ampibhia berasal dari bahasa Itali (Amphibi = rangkap dan bios = hidup), karena amphibian merupakan vertebrata yang secara tipikal dapat hidup di air tawar dan didarat. Amphibi mengalami metamorfosis menjadi berudu (aquatis dan bernafas dengan insang) ke katak dewasa (amphibious dan bernafas dengan paru-paru). Pernafasannya dengan insang, paru-paru, dan kulit/garis mulut (rima oris).
Cara hidup katak sangat berbeda dengan ikan. Hewan ini mempunyai hidup didalam perairan yang dalam dan menggunakan sebagian besar waktunya didarat. Tubuh katak memperlihatkan fisiologis yang serupa dengan anggota-anggota lain dalam ordo Anura, dalam perkembanganya ekor memendek bahkan menjadi tidak berekor.
by Google
Klasifikasi dari Katak Sawah adalah sebagai berikut :
Kerajaan         : Animalia
Filum : Chordata
Subphylum         : Vertebrata
Kelas         : Amphibia
Ordo         : Anura
Famili : Ranidae
Genus : Fejervarya
Spesies         : Fejervarya cancrivora.
Beberapa pertimbangan memungkinkan  pemilihan katak, untuk mewakili kelas amphibi. Pratikum kali ini memakai Fejervarya cancrivora (katak sawah) karena selain mudah diperoleh dan ukurannya cukup besar, ia menunjukan banyak persamaan dalam bentuk dan fungsi dengan vertebrata tinggi termasuk mamalia. Susunan tubuhnya mudah dipelajari, cara hidupnya sederhana dan mudah diamati.


B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk melihat Anatomi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora).


II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah, jarum penusuk. Bahan yang digunakan adalah seekor Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) dan larutan eter.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.Seekor katak yang telah disiapkan dibius dengan larutan eter lalu didiamkan beberapa menit sampai katak terbius.
2.Alat-alat disiapkan dan katak diletakkan dalam papan preparat.
3.Rongga mulut (Cavum oris) diamati dengan menggunting sudut mulutnya agar bagian-bagiannya terlihat lebih jelas.
4.Sistem muscularnya diamati.
5.Kulit digunting dari medio posterior kearah anterior kemudian seluruh ventral dilepaskan.
6.Dinding perut sebelah  medio posterior dengan  hati-hati dijepit  dengan pinset.
7.Lapisan otot sebelah kiri dan kanan linea alba digunting dengan hati-hati untuk menjaga kemungkinan terpotongnya vena abdominalis yang berada dibawah linea alba.
8.Pengguntingan dilakukan dari arah anterior sampai dekat xipristernum.
9.Arah pemotongan dilanjutkan ke kiri dan ke kanan sampai pangkal lengan atas.
10.Otot-otot pada sternum dibuang dan tulang-tulang yang menyusun gelang pectoral dipotong, sehingga sternum dapat dihilangkan.
11.Organ-organ yang terdapat dalam tubuh hewan diamati tanpa merubah letaknya.
12.Organ-organ yang menyusun system pencernaan dapat dilihat lebih jelas dengan jalan pemotongan dari pangkal oesophagus smpai ujung rectum.
13.Selaput yang menahan organ dengan dinding tubuh sebelah dorsal (selaput mesenterium) digunting dan dibiarkan. Selaput mesenterium ,melekat pada gastrum dan duodenum karena selaput ini merupakan tempat melekatnya kelenjar pancreas.
14.Sistem urogenitalia yang terdapat di bawah intestinum dibiarkan pada tempatnya.
15.Organ-organ yang  menyusun sistem  pencernaan diamati  dan hasilnya dicatat. 

B. Pembahasan
Katak sawah (Fejervarya cancrivora) masuk dalam ordo Anura, habitatnya ada dipersawahan, hewan ini pandai melompat dan mempunyai suara yang khas. Saat dewasa mereka tidak mempunyai ekor dan bernafas dengan paru-paru. Kulit katak sawah pada umunya selalu basah karena adanya sekresi kelenjar kulit (kelenjar mucus) yang menghasilkan lendir (Djuhanda, 1984).
Tubuh katak menunjukan keadaan yang sempurna dengan anggota-anggota lainnya hewan yang berenang dalam air, batas antar caput dan truncus tidak jelas. Caput berujung tumpul pada moncong (rostrum) yang menonjol dan risma orris terminal, dan pada dataran dorsal moncongnya terdapat sepasang nares (lubang hidung yang kecil). Truncus pendek, kompak, memipih pada bagian setengah distal yaitu pada daerah yang ditempati vertebrae sakralis, lubang kloaka, terletak terminal (Radiopoetra, 1977).
Hasil pengamatan anatomi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) di dapatkan hasil bahwa, katak terdiri dari kepala (caput) dan badan (truncus). Hal itu sesuai dengan pernyataan Storer-Usinger (1961), bahwa katak memiliki kepala yang lebar dan langsung berhubungan dengan badan. Katak tidak memilki leher maupun ekor, serta kulit katak biasanya licin dan berminyak.
Menurut Walter dan Syles (1959), anura mempunyai paru-paru pendek tapi besar, bagian yang dalamnya merupakan bagian terbuka, trachea yang pendek terbagi menjadi dua brokus yang pendek, masing-masing bronkus tersebut menuju ke setiap paru-paru. Lubang dari trachea ke faring dinamakan glottis, merupakan celah longitudinal yang dibatasi tulang rawan.
Sistem pencernaan mulai dari oesophagus (berdinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan lambung. Usus terdiri dari intestinum (kecil, panjang, dan berkelok-kelok), rektum yang langsung bersatu dengan kloaka. Baik hati maupun pankreas mempunyai saluran-saluran menuju ke duodenum. Ada kandung empedu. Baik lambung maupun intestinum pada potongan melintang terdiri dari 4 lapisan, yaitu : peritonium, lapisan otot, submucosa, dan mucosa. Alat pencernaan katak yang tampak dari luar adalah cavum oris, dibatasi mazilara pada bagian sebelah atas sedangkan pada bagian sebelah bawah dibatasi oleh mandibula dan osyoid, dilanjutkan pharink, oesophagus, ventriculus dan intestine yang terletak dalam rongga tubuh. Kloaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan, sekret, dan untuk reproduksi (Brotowidjoyo, 1994).
Sistem ekskresi pada katak terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan papilla urogenitalis. Sepasang ren yang memanjang, melekat pada dinding dorsal abdomen, kanan dan kiri linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren, ia berjalan ke caudal berakhir pada papilla urogenitalis yang bermuara pada cloaca. Sebuah tonjolan keluar berupa kantung dua lobi berdinding tipis terdapat pada dinding cloaca yang meluas ke dalam cavum abdominalis. Kantung ini berguna untuk menyimpan urine dan ia disebut vesica urinaria (Radiopoetro, 1977).
Hampir semua amphibia berkembangbiak dalam air dan bersifat ovipar, fertilisasi terjadi di luar dan telur berkembang menjadi larva yang dapat berdiri sendiri. Fertilisasi katak termasuk fertilisasi eksternal. Katak sawah betina memiliki tubuh yang lebih besar dari kodok jantan. Katak menghasilkan ribuan atau ratusan telur yang memenuhi sebagian besar rongga tubuh (Ville,1988)
Saluran reproduksi betina pada katak, tiap oviduct merupakan suatu saluran sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga tubuh ke kloaka. Oviduct mempunyai sel kelenjar yang mensekresi lapisan jeli di sekitar telur, dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara, tetapi selain itu oviduct tidak mengalami spesifikasi. Katak kawin di dalam air, maka fertilisasi terjadi di luar. Induk katak betina yang bunting namun tidak mendapatkan pejantan yang bersedia mengawininya biasanya akan menyerap kembali telurnya (Susanto,1994). 
Fejervarya cancrivora mempunyai dua pasang extrimitas yaitu extrimitas anterior dan posterior. Susunan muscullusnya berhubungan dengan kompleks dari extrimitas posterior menurut Radiopoetro (1977). Pada masa berkembang biak katak jantan dapat dikenali melalui extrimitas posterior, yaitu pada medio ventral jari pertama terdapat penebalan kulit dengan hyperpigmentasi. Penebalan berguna untuk memegang hewan betina pada waktu meletakkan telur-telurnya dalam fertilisasi (Yatim, 1990).
Tubuh katak dan juga vertebrate lainnya tersusun atas 3 macam otot. Otot polos yang kerjanya diluar kehendak. Otot lurik yang kerjanya dalam kemauan dan otot jantung yang kerjanya diluar kemauan. Sistem otot pada katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada bagian kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen, dan sistem otot pada extrimitas posterior. Sistem otot pada bagian kepala terdiri dari muscullus mandibularis dan muscullus submandibularis. Sistem otot pada daerah pectoral terdiri dari  muscullus pars episternalis, muscullus pars scapularis, muscullus coracoradialis, muscullus deltoideus, muscullus epicoracoid, muscullus abdominalis. Muscullus pectoralis terdiri dari tiga muscullus, yaitu muscullus coracoradialis, muscullus epicoracoid, muscullus abdominalis. Sistem otot daerah abdomen terdiri dari muscullus rectus abdominis, muscullus obliqus externus, muscullus obliqus internus. Muscullus rectus abdominis terdapat medio ventral tubuh yang ditengahnya terdapat tendo berwarna putih yang disebut linea alba dan juga terdapat inscriptio tendinae. Daerah extrimitas posterior terdapat muscullus trisep femoris, muscullus gracillis minor, muscullus gracillis mayor, muscullus sartorius, muscullus adductor magnus. Bagian crus dibangun oleh muscullus gastronimeus, muscullus tibialis anticus longus, muscullus tibialis anticus brevis, muscullus tibialis posticus, dan juga terdapat otot tendon dan tulang tibio fibula (Moment,1967).


IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Katak (Fejervarya cancrivora) merupakan salah satu anggota dari classic Amphibia.
2.Tubuh katak terdiri dari caput (kepala), truncus (badan), extrimitas anterior (kaki depan), extrimitas posterior (kaki belakang). Caput katak berujung tumpul, truncus pada katak pendek dan bagian-bagiannya dapat dikenal karena adanya persendian. Digiti masing-masing 4 buah dan extrimitas posterior kebih besar dan digiti masing-masing 5 buah.
3.Sistem respirasi pada katak terdiri dari paru-paru, laring, dan glottis. Pertukaran gasnya terdapat di kulit dan paru-paru.
4.Sistem pencernaan pada katak terdiri atas rongga mulut, faring, oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon dan kloaka.
5.Sistem ekskresi pada katak terdiri atas ginjal, ureter, vesica urinaria, dan papilla urogenitalis.
6.Sistem genitalia pada katak terdiri atas sepasang ovarium dan oviduk.


DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, M. D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, T. 1984. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 2. Armico, Bandung.

Moment, G.B. 1967. General Zoologi. Bentley Glass, Boston.
Radiopoetra. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Storer, T. I. and R. L. Usinger. 1961. Elements of Zoology. Mc Graw Hill BookCompany, London.

Susanto, Heru. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Ville. C. A. 1988. Zoology Umum edisi 6. Erlangga, Jakarta.

Walter and Syles. 1959. Biology of The Vertebrates. The Mac Millan Company, USA.

Yatim, W. 1990. Biologi Modern: Histologi. Tarsito, Bandung.


| Supported? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar