I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ kompleks dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Ikan merupakan vertebrata akuatis dan bernafas dengan insang (beberapa jenis ikan bernafas dengan alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang atau gelembung udara). Walaupun Ikan umumnya bernafas dengan insang, tetapi ada juga yang dilengkapi dengan labirin yang kerjanya seperti paru-paru. Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) adalah salah satu hewan vertebrata atau ikan yang hidup di air tawar dan bernafas dengan insang. Bentuk badan mirip Ikan Mas, tetapi badannya lebih memanjang dan pipih dengan sirip punggung relative lebih panjang. Ikan Nilem merupakan jenis ikan herbivore yang makanannya terdiri atas lumut dan tumbuhan pelekat.
Dalam praktikum ini juga menggunakan preparat jenis ikan air tawar yaitu Ikan Lele (Clarias batrachus). Ikan Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih dan memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian tubuhnya. Seringkali Ikan Lele ditaruh ditempat-tempat yang tercemar karena biasa menghilangkan kotoran-kotoran. Ikan Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali Ikan Lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, dan sawah yang tergenang air.
Ikan Nilem dan Ikan Lele dipilih sebagai preparat pratikum yang digunakan dalam pratikum ini untuk mewakili species dari class pisces karena cara hidupnya sederhana, harganya murah dan mudah diperoleh. Selain itu ukurannya cukup besar, menunjukkan banyak persamaan dalam bentuk dan fungsi dengan vertebrata tingkat tinggi, serta letak organ-organnya mudah untuk dipelajari.
B. Tujuan
Tujuan dari pratikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah untuk melihat Anatomi Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele (Clarias batrachus).
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah dan jarum penusuk. Bahan yang digunakan adalah Ikan Lele (Clarias batrachus), Ikan Nilem (Osteochius hasselti), air kran, kloroform, formalin, dan tissue.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.Ikan keduanya dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum penusuk.
2.Ikan keduanya digunting mulai dari lubang dubur ke arah anterior sepanjang medioventral tubuh kearah depan sampai dekat sirip dada.
3.Bagian dalam tubuh ikan diamati dengan dikuak kesebelah atas menggunakan bantuan pinset dan pengguntingan dilanjutkan ke bagian anterior sampai tutup insang.
4.Bagian kepala digunting mulai dari dorsal tutup insang dan ventral tutup insang sampai ke ujung moncong (rima oris).
5.Jantung terdapat disebelah depan sirip dada,karena itu pengguntingan dilakukan dengan hati-hati.
6.Bagian-bagian viscera (alat-alat dalam) diamati secara langsung, tanpa diubah-ubah letaknya.
7.Pengamatan viscera diurai dilakukan dengan merentangkan saluran pencernaan secara hati-hati,mulai dari bagian intestine ditarik keluar.
8. Pengamatan struktur otot, dilakukan dengan membuat potongan melintang dari bagian ekor kemudian diamati bagian-bagiannya.
B. Pembahasan
Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) adalah jenis ikan yang hidup diair tawar. Ikan Nilem hidup di tempat-tempat yang dangkal dengan arus yang tidak begitu deras seperti danau atau sungai. Ikan ini mudah berkembang biak menurut aturan air mengalir. Ikan ini memakan jasad yang menempel pada tanaman air (Setiadi, 2011).
Sistem pencernaan pada ikan di mulai dari oesophagus yang sangat pendek, karena hampir rongga mulut langsung menuju ke lambung atau intestine ventriculus melengkung seperti huruf U, dan dibedakan menjadi 2 yaitu pars cardiaca yang lebar dan pars pylorica yang sempit. Pada bangsa ikan sangat berliku dan hampir memenuhi rongga perut, dan bermuara ke anus. Hepar terdiri atas dua lobi, vesca felea dari hepar menuju ductus hepaicus kemudian bersatu dengan ductus cyticus menjadi ductus choledocus yang bermuara ke duodenum. Adapun yang dihubungkan dengan peritoneum ke tundus ventriculli. Osteochilus hasselti mempunyai hati dan pankreas yang sulit dibedakan sehingga disebut hepatopankreas (Radiopoetro, 1989).
Insang sebagai alat pernafasan bagi Osteochilus hasselti tiap bilahnya terdiri atas lembaran filamen. Tiap filamen tersusun atas banyak plant transversal yang dibungkus oleh lapisan epithelium yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler yang berada diantara afferent branchialis dan efferent branchialis (lengkung insang) dan pada perbatasannya terdapat sisir duri yang berfungsi menahan makanan dan benda-benda keras lain melewati celah insang pada saat pernafasan (Jasin, 1989).
Ikan jantan dan ikan betina dapat dibedakan dengan cara memijit bagian perut ke arah anus. Ikan jantan akan mengeluarkan cairan putih susu dari lubang genitalnya. Induk betina yang sudah matang telurnya dicirikan dengan perut yang relatif besar dan lunak bila diraba (Sumantadinata, 1981).
Ikan nilem memiliki organa urop cetica yang terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan sinus urogenitalis. Ureter merupakan saluran keluar dari ren (ginjal). Sinus urogenitalis bermuara keluar melalui porus umgenibilis yang terdapat caudal dari anus, cranial dari pangkal pinna analis. Alat ekskresi ikan nilem berupa sepasang ginjal yang berwarna kemerah-merahan terletak diantara gelembung udara depan dan belakang. Ginjal ini dilengkapi dengan saluran urine yang muaranya menyatu dengan muara kelaminnya dan disebut dengan saluran urogenitalia (Huet, 1971).
Hasil pengamatan anatomi ikan nilem (Osteochius hasselti) didiapatkan hasil bahwa pada tubuh ikan nilem terdapat kepala yaitu mulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang, badan ikan dimulai dari belakang tutup insang sampai dengan anus, sedangka ekor dimulai dari belakang anus sampai dengan bagian ujung sirip ekor. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Brotowidjoyo, 1990) yang menyatakan bahwa tubuh ikan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor).
Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele juga bisa hidup pada air yang tercemar. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Ikan lele pada siang hari berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap (Manter, 1989).
Sistem pencernaan dari ikan lele terdiri atas mulut, lambung, usus, dan dikeluarkan melalui porus urogenitalis. Usus ikan lele panjang karena termasuk ikan omnivora. Menurut Storer and Usinger (1961), sistem pencernaan ikan terdiri dari rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan respirasi. Farink terdapat insang di sisi dan samping lalu ke oesophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum. Pyloric value terpisah belakang dari intestine. Tiga tubular pyloric caeca yang berfungsi mengabsorpsi, mengambil ke intestine. Tiga hati besar di dalam rongga tubuh dengan kantung empedu dan saluran ke intestine serta pankreasnya tidak jelas.
Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada di belakang bibir atas. Lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada dibelakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbinal yang bebas. Sirip ikan lele membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi dengan sepasang duri tajam yang umumnya disebut patil atau taji (Kodri,2004).
Clarias batrachus memiliki alat pernafasan tambahan berupa arborecent. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhendar (2010), yang menyatakan bahwa alat pernafasan pada ikan lele adalah insang dan arborecent sebagai alat pernafasan tambahan yang terletak di dalam ruang sebelah atas insang yang merupakan membran berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Insang terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras dengan beberapa filamen insang di dalamnya. Setiap filamen terdiri atas lamela yang berfungsi untuk tempat pertukaran gas. Arborecent berbentuk seperti rimbunan dedaunan berwarna kemerahan yang berfungsi untuk mengambil oksigen dari atas permukaan air sehingga dapat mengambil oksigen langsung dari udara, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Ikan lele mampu bertahan hidup dalam kondisi oksigen yang minimum karena mempunyai arborecent. Oleh karena itu, jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak berdaya.
Ikan lele betina dan jantan dapat dibedakan dengan mudah terutama ikan lele yang sudah matang atau dewasa. Tanda-tanda jenis kelamin ikan lele betina adalah alat kelaminya berbentuk bulat telur, terletak dekat ubang dubur, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Ikan lele jantan alat kelaminya berbentuk meruncing, terletak di dekat lubang dubur, gonad ikan lele jantan memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya (Simanjuntak,1989).
Gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Gonad ikan lele betina berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Organ – organ lainnya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus (Jasin, 1989).
Hasil pengamatan ikan lele didapatkan hasil bahwa tubuh lele (Clarias batrachus) terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Lele mempunyai bentuk kepala yang menggepeng (depress). Di bagian atas ruangan rongga insang terdapat alat pernapasan tambahan (organ arborescent), yang memiliki banyak kapiler-kepiler darah. Hal ini sesuai dengan penyataan Simanjuntak (1989), yang menyatakan bahwa pada organ arborecent bentuknya seperti sebatang pohon yang penuh dengan kapiler-kapiler darah.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.Tubuh Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda).
2.Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) merupakan hewan air, termasuk Phylum : Chordate, Subphylum : Vertebrata, Class : Pisces, Ordo : Ostariophysi, Family : Cyprinidae, Spesies : Osteochillus hasselti.
3.Sistem pencernaan pada Ikan Nilem terdiri atas mulut, pharynx, oesophagus, ventriculus, dan intestinum yang bermuara di kloaka. Sistem pencernaan ikan Nilem terdiri dari usus (intestin) yang berupa saluran yang berliku-liku dan bermuara pada anus.
4.Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) mempunyai lima jenis sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (abdominal fin), sirip dubur (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin).
5.Ikan Lele (Clarias batrachus) termasuk Phylum : Chordata, Subphylum : Vertebrata, Class : Pisces, Ordo : Ostariophysi, Subordo : Siluroidea , Famili : Clariidae , Genus : Clarias, Spesies : Clarias batrachus
6.Tubuh Ikan Lele terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda). Tubuhnya tidak terdapat sisik.
7.Sistem respirasi Ikan Lele (Clarias batrachus) yaitu insang dan terdapat alat pernapasan tambahan yaitu arborecent.
DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.Huet, M. 1971. Text Book of Fish Culture Breeding and Cultiation of Fish. Fishing News Book Ltd, England.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata Untuk Universitas
Cetakan ketiga. Sinar Wijaya, Surabaya.
Kodri,Ghufar.H. 2004. Budidaya Lele Keli. PT.Rineka Cipta dan PT Bina Adiaksara, Jakarta.
Manter, M. W 1989.Introduction to Zoology.Harper, New York.
Radiopoetro. 1986. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Setiadi. 2011.Anatomi Ikan Nilem (Osteochillus hasselti).http://aepcute .blogspot.com /2011/02/anatomi-ikan-nilem-osteochillus.html. Diakses tanggal 3 Mei.
Simanjuntak, H. 1989. Pembudidayaan Ikan Lele (lokal dan dumbo). Bhratara. Jakarta.
Sumantadinata, K. 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Di Indonesia. Sastra Hudaya, Jakarta.
Storer, Tracy and Usinger, R. 1961. Elements of Zoology. Mc Graw Hill Book Company, London.
Suhendar, Endar. 2011. Anatomi Ikan Lele (Clarias batrachus). Diakses tanggal 3 Mei.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar